18 Februari 2012

Melakukan PDKT


Pada dasarnya sebelum sepasang kekasih berpacaran tentunya semua diawali dengan sebuah pendekatan. Masa pendekatan inilah yang menentukan bagaimana hubungan akan dilanjutkan seperti apa. Apakah akan berlanjut ke pacaran, sebatas teman atau malah bisa jadi musuh. Untuk itu masa PDKT ini perlu dioptimalkan fungsinya. Memberi  kesan yang baik tanpa menutupi siapa diri sendiri yang sebenarnya itu adalah inti dari semuanya.


Ada beberapa saran yang diberikan teman-teman pada saya perihal masa PDKT ini:

Kenali pasangan dengan baik. Sebelum melakukan PDKT sebaiknya perlu diketahui informasi sebanyak-banyaknya tentang si dia. Ini bertujuan untuk menentukan bagaimana langkah PDKT selanjutnya agar tidak terjadi kesalahfahaman yang fatal seperti mengajak gadis yang hobi membaca buku dan cenderung pendiam ke konser rock yang hingar bingar. Atau membelikan makanan sea food untuk si dia yang alergi makanan laut. 

Informasi bisa didapat dengan pembicaraan langsung dan dari luar. Secara langsung yaitu dengan ngobrol, bisa lewat telepon, ketemu langsung, BBMan atau berSMS. Tanyakan tentang hobi, cita-cita dan keseharian. Tapi ingat jangan membuat ini seperti sesi wawancara, ciptakan suasana yang santai dan usahakan si dia memberikan feed back dengan membalas pertanyaan balik. Informasi dari luar bisa diperoleh dari keluarga, teman, dan sahabat si dia. Selain untuk mendapatkan informasi ini bisa digunakan untuk mendapatkan restu dan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Kunci dari masa PDKT ini adalah komunikasi yang baik atau orang biasa menyebutnya dengan istilah “nyambung”. Jadilah pendengar yang baik ketika si dia lagi curhat. Berikan perhatian dengan beberapa saran saat dia menanyakan sesuatu. Atau komentarilah statusnya di facebook atau kicauannya di twitter sebagai bukti eksistensi. Dengan semakin seringnya frekuensi ngobrol maka semakin besar pula peluang mendapatkan hatinya.

Namun yang paling penting dari semuanya adalah kejujuran dalam bersikap. Tunjukkan diri apa adanya tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi. Banyak orang yang menyesal berpacaran dengan alasan “ dia berubah nggak kayak dulu lagi, sekarang baru ketahuan bagaimana aslinya”. Tak perlu menjadi orang lain untuk disukai, cukup berusahalah sebaik mungkin dengan apa yang dimiliki. Bukankah akan lebih membahagiakan jika diterima “apa adanya” bukan “adanya apa”?

Perbedaan sifat atau hobi bukanlah hambatan untuk menjalin suatu hubungan. Malah diharapkan dengan semua hal yang berbeda satu sama lain bisa saling melengkapi. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik dan saran untuk menjadikan blog ini semakin baik. Terima kasih kunjungannya.