Pubertas adalah masa di mana seorang anak mengalami perubahan secara fisik dan psikis menuju kekedewasaan. Biasanya ini terjadi pada usia 10-11 tahun untuk anak perempuan dan 11-12 tahun untuk anak laki-laki. Pubertas ditandai dengan berubahnya suara, bentuk tubuh, mulainya masa menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Kali ini saya akan membahas tentang pubertas dini. Menurut definisi saya, pubertas dini bisa diartikan sebagai dewasa sebelum waktunya. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini terutama cara kerja hormon di dalam tubuh. Namun dalam topik kali ini saya akan membahas masalah psikisnya saja.
Jaman sekarang banyak dijumpai anak-anak kecil (usia SD bahkan TK) yang sudah pacaran. Bahkan keponakan saya sendiri yang masih playgroup sudah mengerti pacaran itu seperti apa. Banyak yang menyebabkan hal ini terjadi salah satunya adalah kecanggihan media saat ini.
Anak jaman sekarang masih kecil sudah kenal dengan internet. Maka bukan hal yang sulit bagi mereka untuk menemukan konten-konten dewasa. Ada juga tayangan sinetron percintaan yang semakin merajalela di mana-mana. Parahnya lagi kadang kebiasaan nonton sinetron ini ditularkan oleh orang tuanya sendiri terlebih si ibu. Seperti yang diketahui anak kecil selalu mencontoh apa yang mereka lihat maka tak heran kalau anak-anak kecil sekarang sudah tak asing lagi dengan yang namanya cinta.
Ini butuh perhatian khusus dari semua kalangan terutama orangtua agar kondisi psikis si anak berkembang sesuai dengan umurnya. Pernah saya membaca sebuah penelitian bahwa anak-anak yang mengalami pubertas dini akan cenderung menjadi pribadi yang tertutup memiliki tingkat emosi dan sensitivitas perasaan yang tinggi. Ini disebabkan karena pada usia yang masih kecil harus memikirkan hal-hal yang sebenarnya belum cukup untuk umurnya semisal tentang cinta dan patah hati.
Melihat fakta tentang penyebab di atas maka saya menyarankan beberapa hal:
Pertama batasi waktu menonton anak. Alihkan kegiatan mereka ke aktivitas lain yang lebih menyenangkan dan edukatif. Berikan permainan, buku bacaan serta tontonan yang sesuai dengan umurnya. Dampingilah si buah hati ketika menonton televisi. Bersikaplah terbuka ketika si anak bertanya tentang hal-hal “dewasa”. Berikan jawaban yang mudah diterima oleh pemahaman mereka. Jangan malah ditutup-tutupi hingga anak mencari jawaban itu sendiri dengan cara bertanya ke orang lain atau mencarinya di internet.
Yang kedua adalah bersikap terbuka. Biasakanlah diskusi setiap hari tentang bagaimana sekolah hari ini. Apa ada masalah di sekolah? Apa ada masalah dengan teman? Jadilah sosok yang bisa dipercaya oleh si anak. Kebanyakan orang tua biasanya marah duluan sebelum mendengarkan penjelasan si anak. Karenanya banyak anak yang lebih terbuka pada temannya daripada orangtua.
Semoga tips diatas bermanfaat agar anak-anak berkembang sesuai dengan umurnya. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan kritik dan saran untuk menjadikan blog ini semakin baik. Terima kasih kunjungannya.