Jodoh, rejeki dan kematian adalah misteri yang hanya diketahui oleh Sang Maha Pencipta. Sebagai hamba, manusia hanya mampu berusaha untuk mendapatkannya. Kadang perjuangan tak berujung pada impian yang diharapkan. Salah satunya tentang jodoh.
Menjalani sebuah hubungan percintaan memang tidak mudah. Banyak faktor yang bisa mempengaruhinya. Perasaan manusia memang susah ditebak seperti kata peribahasa “dalamnya laut bisa ditebak dalamnya hati manusia siapa tahu”. Tentunya setiap pasangan selalu ingin hubungannya langgeng dan bahagia. Tapi kenyataan kadang tak sejalan dengan harapan. Karena ketidakcocokan, hilangnya chemistry, hadirnya orang ketiga, tak ada restu dari orangtua dan banyak hal-hal lain sebuah hubungan bisa berujung pada kata “putus”.
Namun sangat disayangkan bila kata “putus” langsung menjadi solusi. Terlebih jika hubungan sudah berjalan cukup lama. Oleh karena itu berikut beberapa tahapan yang saya sarankan sebelum benar-benar memutuskan untuk “putus”.
Saling terbuka dan diskusi. Banyak masalah terjadi karena faktor miskomunikasi untuk itu dibutuhkan saling keterbukaan satu sama lain. Katakan semua uneg-uneg yang ada. Sebutkan juga apa keinginan masing-masing. Diskusikanlah hal ini bersama-sama. Cari solusi terbaik.
Jika hal di atas tak berjalan mulus maka ambillah langkah kedua yaitu “beristirahat sejenak”. Ini adalah waktu untuk cooling down. Seperti halnya bekerja dan melakukan aktivitas lain, hubungan percintaan juga memiliki titik jenuh. Untuk itu mengistirahatkan hubungan sejenak dapat menjadi pilihan yang bijak. Lakukanlah hal-hal yang bisa membuat refresh pikiran. Kadang persoalan kecil bisa menjadi pertengkaran besar ketika dihadapi dengan pikiran kalut dan stress. Butuh pikiran jernih untuk menyelesaikan masalah.
Selain itu masa masa cooling down ini ada baiknya digunakan sebagai ajang introspeksi diri. Jangan hanya bisa menyalahkan orang lain tapi diri sendiri juga harus dikoreksi. Mungkin saja selama menjalani hubungan tersebut diri sendiri terlalu banyak menuntut pasangan, over protective, terlalu posesif, cemburuan dan sebagainya. Saatnya berubah menjadi lebih baik.
Jika perasaan sudah membaik, atur sebuah pertemuan untuk membicarakan kelanjutan hubungan tersebut. Semoga saja dengan pikiran yang lebih fresh akan ditemukan solusi yang terbaik. Cooling down ini juga berfungsi untuk memunculkan benih-benih rindu. Manusia biasanya bisa menghargai nilai dari sesuatu ketika sesuatu tersebut tidak ada. Ingat saat-saat pertama jatuh hati, ingat bagaimana perjuangan mendapatkan si dia, ingat juga momen-momen yang tercipta bersama. Bukankah itu semua sayang untuk diakhiri? Namun masa istirahat ini ada efek sampingnya yaitu gengsi untuk ketemuan. Nah bila itu terjadi saya sarankan cari seorang teman untuk melakukan mediasi.
Tapi setelah langkah di atas dilakukan namun tak ditemukan solusi lain selain putus maka putuskanlah dengan baik-baik. Bicaralah apa alasan sehingga putus menjadi pilihan , usahakan cari kata-kata yang tepat dan tidak menyakiti perasaan. Buatlah sebuah komitmen untuk tetap menjalin silaturahmi dengan baik. Siapa tahu jodoh dengannya bukan sebagai pacar tapi sebagai sahabat atau teman.
Jangan kuatir putus cinta bukanlah akhir dari semuanya bisa jadi di belahan bumi yang lain ada belahan jiwa yang menanti. Dan bisa juga si pacar yang telah diputuskan bisa menjadi jodohnya nanti. Bukankah ada yang bilang “kalau jodoh nggak lari ke mana”. Ayo semangat mencari jodoh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan kritik dan saran untuk menjadikan blog ini semakin baik. Terima kasih kunjungannya.