05 Februari 2012

Pengabdian

Dalam program hitam-putih ada sebuah kalimat menarik yang diucapkan Dedy ketika menutup acaranya. ““Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu. (John F. Kennedy)”. Sebuah kalimat yang seharusnya dimengerti oleh bapak-bapak pengurus negeri.


Menjadi wakil rakyat memang bukan hal yang mudah dibutuhkan loyalitas yang tinggi kepada bangsa dan negara. Tapi melihat fakta akhir-akhir ini aku jadi sedikit ragu, banyak pejabat negara yang korupsi. Mereka bukannya berusaha memberikan sesuatu untuk kemakmuran negara tapi yang ada malah mereka mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya.

Dalamnya laut bisa ditebak tapi dalamnya hati siapa tahu, mereka janji ini janji itu pada saat pemilu, tapi nyatanya ya itu itu (semakin ga jelas kebanyakan ini itu).

Coba bandingkan dengan cerita tentang pengorbanan seorang ratu untuk rakyatnya…”

Hidup dalam kemiskinan. Itulah yang kini dijalani Appamma Kajjallappa, istri ketiga Raja Venkateswara Ettappa, penguasa di Virudhunagar, India. Bersama anaknya, dia rela hidup di sebuah gubuk dan berjuang keras untuk mendapatkan sesuap nasi.

Lho, memang ke mana harta benda peninggalan suaminya “Sudah saya sumbangkan ke rakyat,” kata Appama, baru-baru ini. Bahkan, istana peninggalan juga sudah berubah menjadi sebuah sekolah demi memenuhi permintaan rakyat.

“Anggota keluarga kami sangat murah hati. Kami menyumbangkan segalanya demi kejehateraan desa. Itulah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin,” tambah Appama.
Appama menambahkan, “Mungkin dulu saya adalah seorang ratu, tapi kini saya bukan siapa-siapa lagi. Kami sangat miskin.”

Beberapa penduduk desa merasa iba dengan nasib ratu mereka. Sebenarnya, Appamma bekerja di kuil saat ada perayaan ataupun persembahan. Namun, setiap kali penduduk ingin memberikan sesuatu, Appama selalu menolak. Ia beranggapan melayani kuil suci merupakan suatu kehormatan bagi dirinya.”

Salut pokoknya buat sang ratu, banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini:

1. Sang Ratu rela berkorban demi cintanya kepada rakyat…beda banget sama oknum-oknum di negeri ini yang korupsi. Percuma mereka belajar tentang etika jauh-jauh. Mending ke India aja ikut program “Jika Aku Menjadi” ketemu sama ratu ini…Hehee…kayaknya trans tv mau tuch buat ngliput…

2. “Anggota keluarga kami sangat murah hati. Kami menyumbangkan segalanya demi kejehateraan desa. Itulah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin,” TOP BGT ucapan sang ratu ini (jadi terharu hiks hiks hiks). Jangankan nyumbang harta udah jelas-jelas ketahuan korupsi saja masih senyam-senyum di media (narsis.com). Ku pernah baca status temen di facebook bunyinya seperti ini “harusnya belajar malu aja ke jepang, kalau kalah perang atau merasa bersalah pada negara mereka langsung harakiri” (pedes banget statusnya). Harakirinya kalau menurutku nggak usah dech berdosa bunuh diri itu (ingat agama) setidaknya diambil pelajaran malunya aja (tapi nggak tahu juga sich kalau emang dasar nggak tahu malu atau ga punya ke**SENSOR)

Ya demikianlah saudara-saudara sekilas unek-unekku. Ku berharap yang terbaik buat negeri ini.amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan kritik dan saran untuk menjadikan blog ini semakin baik. Terima kasih kunjungannya.